bagi pembaca, semuga bermanfaat yaa :)
Nb : Bagi gambar yang tidak terlihat, teman-teman bisa mengunduh di google. tinggal masukan kata kucinya aja. karna tidak semua kita peroleh secara instan .. semuga berhasil <3
MAKALAH GEOSENTRIS DAN HELIOSENTRIS
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Astronomi
merupakan sains kuno yang paling lama, paling banyak dikembangkan, dan paling
dihargai. Banyak sains matematis pada awalnya dikembangkan untuk memfasilitasi
riset astrorologi dan keterpesonaan dalam pada kekuatan dan misteri langit.
Pertimbangan praktis, seperti menemukan arah seseorang dalam perjalanan malam
atau memahami korelasi antara musim dan posisi planet, memberikan daya dorong
tambahan bagi astronomi. Orang Babilonia, Yunani, dan India menemukan system
rumit bagi kajian astronomi yang berjalan diluar pengamatan sederhana dan
dikarakterisasikan dengan berbagai tingkat ketetapan dan ketepatan
matematis.
Namun demikian,
sebelum islam, bangsa Arab tidak memiliki astronomi ilmiah. Pengetahuan mereka
empirik, dan terbatas pada pembagian tahun dalam periode tertentu berdasar pada
kemunculan dan tata letak bintang-bintang tertentu. Bidang ilmu astronomis ini
dikenal sebagai anwa; hal ini terus manarik perhatian pada masa astronom Arab
berikutnya setelah kemunculan islam, dan kajian tersebut menghasilkan banyak
metode matematis yang digunakan oleh para astronom itu.
Ilmu Astronomi
berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, perkembangan ilmu atronomi yang
begitu signifikan dirasakan oleh umat manusia sedunia, sebut saja orang barat
menikmatinya dengan pengetahuan kompleks tentang benda langit, di samping itu
mereka juga menikmati indah menjelajah luar angkasa terbang sesuka hati; lebih
dari itu umat muslim juga memanfaatkan ilmu astronomi sebagai wasilah utuk
menunaikan kewajiban mereka, dengan ilmu ini mereka dapat mengetahui arah
kiblat di suatu tempat, kapan masuknya awal waktu shalat, awal bulan qamariah,
dan gerhana.
Melihat begitu
pentingnya ilmu ini, membuat perhatian banyak orang untuk mengkaji dan menelaah
lebih jauh tentang perkembangan ilmu astronomi. Karena dengan mengkaji
perkembangan ilmu astronomi ini kita akan mengenal siapa pencetus dan apa
teorinya tentang astronomi, yang secara tidak langsung akan membuat kita termotivasi
dengan para ilmuwan yang mengembangkan disiplin ilmu ini, bahkan ke depan nanti
kita dapat memprediksikan bagaimana perkembangan dan pengaruh ilmu astronomi di
masa mendatang.
Hal di atas
inilah yang mungkin akan kita peroleh setelah mengkaji dan mempelajari tentang
perkembangan ilmu astronomi dari zaman klasik hingga modern. Bertolak dari sin,
saya selaku penulis akan mengupas lebih jauh tentang perkembangan ilmu ini
dengan beberapa tahapan atau periode yang mencakup pencetus dan pemikirannya
(teori); para pendukung-pendukungnya serta kontribusi mereka untuk khalayak
banyak.
Dalam mengungkap kebenaran pergerakan benda langit, manusia mempunyai
beberapa tahapan dalam memahaminya. Berawal dari masa geosentris yang begitu
lugunya menganggap bahwa pusat tata surya adalah diri kita sendiri, teori ini
adalah awal manusia mengamati alam (kosmos), jadi tak heran apabila teori ini
masih mengedepankan panca indra belaka. Selanjutnya Aristoteles dan kawan-kawan
muncul dengan teroi barunya, yaitu teori geosentris, yang menyatakan bahwa bumi
adalah pusat tata surya, jadi semua benda-benda langit, baik itu matahari,
bulan, bintang, maupun planet-planet lainnya terpusat pada bumi. Meskipun teori
ini sedikit masuk akal, tapi teori ini masih menjanggal di hati ilmuwan-ilmuwan
astronomi pada masa selanjutnya.
Kedua teori diatas sangat berperan penting dalam penemuan teori
selanjutnya, yakni Heliosentris. Teori inilah yang selanjutnya dianggap paling
benar diantara teori-teori yang sebelumnya. Lalu apakah yang dimaksud dengan
Teori Heliosentris? Bagaimana awal mulanya? Dan bagaimana isi hukumnya?
B.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
uraian tersebut di atas, maka makalah yang akan dibahas dalam makalah ini
adalah:
1.
Bagaimana awal
mula adanya Teori Geosentris dan tokohnya?
2.
Apa penyebab
tumbangnya Teori Geosentris?
3.
Bagaimana awal
mula adanya Teori Heliosentris dan tokohnya?
4.
Apa perbedaan
dan persamaan teori geosentris dan heliosentris?
C.
TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin dicapai
penulis dalam makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui awal mula adanya teori
geosentris dan tokohnya.
2. Untuk mengetahui penyebab tumbangnya
Teori Geosentris.
3. Untuk mengetahui awal mula adanya teori heliosentris dan tokohnya.
4. Untuk
mengetahui perbedaan
dan persamaan teori geosentris dan heliosentris
PEMBAHASAN
A.
TEORI GEOSENTRIS
1.
AWAL MULA TEORI GEOSENTRIS
Pandangan geosentris memandang bahwa
bumi adalah pusat dari alam semesta atau tata surya. Pandangan ini berkembang
pada sekitar 600 tahun sebelum masehi. Geosentris diyakini oleh beberapa filsuf
seperti Amaximandaros, Aristoteles, Hipparchus dan puncaknya yaitu Ptolomeus
yang membuat peta benda langit dalam buku Almagest. Ia berpandangan bahwa bumi
adalah diam dan benda langit lain bergerak mengitari bumi berdasarkan
pengamatan matahari yang terbit dari timur dan tenggelam di barat. Paham
tersebut disetujui oleh beberapa kalangan pada masa itu.
Perkembangan teori geosentris berawal dari pemikiran
tentang gerak benda langit sudah dilakukan ratusan tahun sebelum masehi.
Prosesnya dimulai sejak Anaximander (611-546 SM) membuat model geosentris
pertama dengan mengungkapkan bahwa Bumi datar, tidak bergerak, dan dikelilingi
oleh Matahari, Bulan, dan bintang-bintang yang terletak pada kulit-kulit bola.
Kemudian Phytagoras (569-475 SM), yang mengajarkan bahwa bola adalah bentuk
geometri yang paling sempurna, membuat perubahan pada model sebelumnya dengan
mengatakan bahwa bentuk Bumi adalah bulat. Tambahan mendetil juga diberikan
oleh Eudoxus (408 SM) tentang gerak benda langit yang melingkar.
Pada umumnya
bangsa Yunani dan orang-orang yang hidup pada abad pertengahan memiliki
pegangan yang kuat sebagai pandangan mereka tentang alam semesta, yaitu teori geosentris (Bumi sebagai pusat).
Menurut teori ini, Bumi sebagai pusat alam semesta berada dalam keadaan diam
dan planet-planet, Matahari, serta benda-benda langit lainnya bergerak
mengitarinya. Embrio teori Geosentris dimulai
sejak zaman Aristoteles (384-322) yang menyatakan bahwa bumi itu bulat, dengan
menunjukkan argument ketika terjadi proses gerhana terdapat baying-bayang
lengkung pada bulan yang disebabkan oleh posisi bumi. Ia juga berpendapat bahwa
pusat jagat raya adalah bumi. Sehingga semua benda-benda langit bergerak
mengitari bumi.
Sekitar tahun
150 M, di Alexandria hiduplah seorang astronom Mesir bernama Ptolomeus. Ia
merupakan peneliti ahli dan menjadi popular karena ensiklopedia yang
disusunnya, yang berisi semua pengetahuan sains dari dunia kuno. Kita
mengenalnya dengan almagest. Selain memberikan satu-satunya catatan catalog bintang
Hipparchus, buku ini juga menimpulkan pandangan klasik bumi sebagai pusat alam
semesta. Konsep ini dikenal dengan konsep alam semesta Ptolomeus.
Dalam teori Ptolemaic, Bumi berada pada pusat
alam semesta (universe). Bulan berputar mengelilingi Bumi dengan orbit
yang paling dekat, sementara bintang-bintang terletak dalam bulatan angkasa (celestial
sphere) yang besar dan berputar dalam orbit yang paling jauh. Di antara orbit
Bulan dan Bintang-Bintang terletak orbit Matahari. Planet-planet (dalam bahasa
Yunani berarti pengembara) yang memiliki gerak relatif terhadap Bintang
digambarkan dengan nama-nama kunonya. Planet-Planet ini bergerak mengelilingi
Bumi pada masing-masing orbitnya sendiri. Orbit Planet Venus dan Merkurius
berada diantara orbit Bulan dan Matahari, sedangkan orbit Plabet-Planet yang
lain seperti Mars, Jupiter, dan Saturnus
terletak diantara orbit Matahari dan Bintang-Bintang
Sejarah sosial
teori geosentris yang menyangkut dinamikanya di tengah-tengah dominasi gereja
pada kurun abad 3-16, yang mampu menghasilkan tipologi tersebut sehingga dapat
diterima pada ranah pmahaman manusia mengenai konsep alam semesta. Dilihat dari suasana pada kuru waktu
tersebut, keberadaan dewan gereja memiliki otoritas penuh dalam menentukan
segala kebijakan, apalagi yang berkaitan dengan deologi. Pada abad pertengahan
sekitar abad 12 s/d 15 orang-orang eropa barat sangat mendukung Aristoteles.
Sehingga Aristoteles dianggap mutlak benar.
Lalu muncul
pertanyaan Aristoteles yang menyatakan pusat alam semesta. Pendapat Aristoteles
ini berdasarkan keterangan ayat Yoshua 10:12a-13, yaitu “matahari, berhentilah
di atas gabeon dan engkau, bulan di atas lemabh Ayalon!”. Maka berhentilah
matahari dan bulan itu bergerak, oleh dewan gereja pernyataan ini didukung sepenuhnya
karena sesuai dengan apa yang tertera dalam Yosua, dan dijadikan pegangan oleh
rakyat awam pada umumnya. Sehingga teori Geosentris dianggap mutlak benar pada
saat itu.
Bangsa Eropa barat pada abad XIII M, tengah dilanda tumbuhnya isme-isme baru seperti humanisme, rasionalisme, renaisainsme sebagai reaksi adri filsafat skolastik di masa itu, dimana orang dilarang menggunakan rasio atau faham yang kontaradiktif dengan pemahaman gereja.
Bangsa Eropa barat pada abad XIII M, tengah dilanda tumbuhnya isme-isme baru seperti humanisme, rasionalisme, renaisainsme sebagai reaksi adri filsafat skolastik di masa itu, dimana orang dilarang menggunakan rasio atau faham yang kontaradiktif dengan pemahaman gereja.
Pemikiran yang
dianggap melanggar agama oleh gereja, memungkinkan si penggagas dapat dihukum
denagn dsiksa bahkan dihukum mati. Seperti yang dialami oleh Giardono Bruno
(1548-1600), salah seorang pendukung idea lam semesta Nicolas Copernicus dengan
Teori Heliosentris. Ia ditangkap dan disiksa oleh deawan Inquisasi Gereja, dan
akhirnya dihukum mati di tiang pembakaran di Roma pada bulan februari 1600.
sehingga teori Geosentris ini terus berkembang dan mengakar sebelum akhirnya
dipatahkan oleh teori Heliosentris.
2.
TOKOH PENDUKUNG TEORI GEOSENTRIS
1)
Aristoteles
(384-322 SM)
Seorang ahli
filsafat terbesar sepanjang masa. Dikenal dengan bapak peradaban baru, bapak
ensiklopedi, bapak ilmu pengetahuan, dan berbagi julukan lain yang disematkan
kepadanya. Tokoh ilmu logika, biologo, fisiks, matematika, botani, kimia,
anatomi, zoology. Dia juga seorang pengarag produktif yang telah mengarang
lebih Dari 50 buku., disertai dengan uraian-uraian yang sisematis.
2)
Claudius
Ptolomeus (140 SM)
Seorang ahli
Geografi dan astrologi. Pendukung teori yang dikemukakan oleh aristoteles,
kemudian menyempurnakan dan mempopulerkannya hingga namanya lebih dikenal di
dunia. Dia juga seorang pengarang beberapa risalah astronomi , dimana
risalah-risalah yang dikarangnya tersebut banyak diadopsi oleh ilmuwan-ilmuwan
setelahnya. Karya-karyanya adalah: syntasis, Geografia, Tetrabiblos.
3)
Hipparchus (150
SM)
Seorang
berkebangsaan Yunani yang juga hali dalam bidang asronomi, dia termasuk salah
satu pendukung teori Geosentris. Karya-karya yang ia temukan adalah menyusun
gambaran baku alam semesta dan menyusun katalog bintang-bintang yang ditulis
dalam bukunya yang berjudul “introduction to astronomy”
4)
Abu Ja’far
Muhammad bin Musa al-Khawarizmi (780-875 M)
Ia sangat
disegani oleh dunia, karena pengetahuan dan kemahirannya bukan saja di bidang
syariat tapi juga ahli dalam bidang filsafat, logik, aritmetik, geometri,
musik, sastra, sejarah islam dan kimia. Kontribusi beliau dalam ilmu
pengetahuan antara lain: menemukan angka 0 (nol) dalam system perhitungan,
menyusun table geometri, menemukan teori kemiringan ekliptika, merevisi data
astronomi dalam kitab sindihid, menciptakan pemakaian sinus, cosinus, dan
tangent dalam penyelidikan trigonometri dan astronomi dan penyelesaian
persamaan, teorema segitiga, sama sisi juga segitiga sama kaki dan
memperkirakan luas segitiga, segi empat dan bulatan dalam geometria,
memperkenalkan aljabar dan hisab. Karya beliau adalah kitab al-mukhtasar fi
hisab al-jabr wa al-muqabalah.
5)
Nasiruddin
Muhammad al-Thusi (598-673 H/ 1201-1274 M)
Al-Thusi juga ahli dalam bidang astronomi, teologi, etika, dan
filsafat masih dipelajari hingga kini sbagaimana juga terhadap karya-karya Ibn
Sina, sehingga banyak yang menjulukinya Ibn Sina kedua.
Di antara karya-karyanya adalah Meneliti lintasan, ukuran, jarak planet merkurius; meneliti terbit dan terbenam matahari; menemukan ukuran dan jarak matahari dengan bulan; meneliti kenaiakan bintang-bintang; menemukan teori gerak planet. ia juga menulis buku: Jadwal al-Kaniyan, Zubdah al-hai’ah.
Di antara karya-karyanya adalah Meneliti lintasan, ukuran, jarak planet merkurius; meneliti terbit dan terbenam matahari; menemukan ukuran dan jarak matahari dengan bulan; meneliti kenaiakan bintang-bintang; menemukan teori gerak planet. ia juga menulis buku: Jadwal al-Kaniyan, Zubdah al-hai’ah.
6)
Ibnu Jabr al-Battani (858-929 M)
Salah seorang ahli astronomi dan matematika yang bergitu dikenal
luas di dunia ilmu pengetahuan. Kontribusinya dalam di bidang ilmu pengetahuan
adalah menciptakan teropong bintang; menemukan teori mengenai garis lengkung
bulan dan matahari yang diaplikasikan dalam menentukan gerak akselerasi bulan;
menemukan bahwa kemiringan ekliptik, panjangnya musim, dan orbit matahari;
menemukan orbit bulan dan planet; menetapkan teori baru untuk menentukan sebuah
kondisi kemungkinan terlihatnya bulan baru; menemukan perhitungan secara akurat
revolusi bumi terhadap matahari. Adapun buku-buku yang ia tulis antara lain:
Tabriel al-Maghesti; Tahmid al-Mustofa li Ma’na al-Manar.
7)
Al-Farghany
Salah satu
ilmuwan muslim yang berhasil menorehkan prestasi dalam dunia astronomi adalah
Abul-Abbas Ahmad ibn Muhammad ibn Kathir al-Farghani. Ia adalah salah satu
astrono yang hidup pada masa pemerintahan khalifah Al-Makmun pada abad IX dan
menjadi orang kepercayaan.
Kontribusinya dalam ilmu pengetahuan antara lain: menemukan jarak
dan diameter planet-planet lainnya; menentukan besarnya diameter bumi yang
mencapai 6.500 mil; mampu meneropong bintang-bintang.
3.
PENYEBAB TUMBANGNYA TEORI GEOSETRIS
Teori yang menempatkan bumi sebagai
tata surya (geosentris) ternyata membuat beberapa ilmuwan merasakan keraguan.
Teori yang telah berlangsung selama lebih dari 14 abad ini gugur karena gagal
menjelaskan fenomena retrogresi (gerak balik) periodik dari planet-planet yang
teramati. Selama tujuh ratus tahun sejak dicetuskan Ptolemy di abad kedua
masehi, tidak ada yang meragukan teori geosentris. Selama bertahun-tahun,
Ptolemy mengamati posisi benda-benda langit dan mencatatnya dalam sebuah buku,
almagest. Dari data ini Ptolemy merumuskan model alam semesta. Ia ingin
menjelaskan bagaimana benda-benda langit itu bergerak.
Ptolemy
percaya bahwa bulan, matahari, planet dan bintang-bintang berada dalam bola
kaca yang berlapis-lapis dan berputar mengelilingi bumi. Bulan ada di lapisan
terdalam, dan bintang-bintang ada di lapisan terluar. Jadi bumi berada di pusat
alam semesta
Jika
orbit benda langit berbentuk lingkaran, tentu kecepatan gerak mereka di langit
selalu konstan. Namun kenyataannya tidak demikian. Planet kadang bergerak
cepat, kadang melambat. Arah gerak planet juga tidak selamanya tetap tapi
kadang berlawanan arah membentuk simpul. Bahkan pada hari-hari tertentu, planet
tampak membesar dan mengecil. Seolah planet-planet itu mendekat dan menjauhi
bumi. Untuk menjelaskan ini, Ptolemy berargumen bahwa selain mengelilingi bumi,
planet juga mengelilingi lingkaran yang lebih kecil yang disebut dengan epicycle.
Namun tetap saja, model ini tidak bisa menjelaskan kecepatan gerak planet yang
berubah-ubah. Ptolemy kemudian memperoleh solusi matematis dan menggeser posisi
bumi. Bumi tidak lagi ditempatkan di pusat alam semesta, digantikan oleh sebuah
titik khayal yang disebut dengan equant. Akan tetapi, anggapan ini justru tidak sesuai dengan
hasil pengamatan. Alasan inilah yang membuat teori geosentris menjadi runtuh
dan digantikan oleh teori yang baru. Teori baru tersebut adalah teori
heliosentris.
Dilihat
dari bumi, garis edar planet tampak berbalik dan membentuk simpul (gerak
retrograde planet)
Untuk menjelaskan gerak
retrograde, Ptolemy mengusulkan lingkaran epicycle.
Lebih
jauh, Ptolemy memindahkan bumi dari pusat semesta dan menggantikannya dengan
equant.
B.
TEORI HELIOSENTRIS
1.
PENGERTIAN HELIOSENTRIS
Dalam astronomi, Heliosentrisme adalah teori yang berbunyi bahwa Matahari
menjadi pusat alam semesta. Kata tersebut berasal dari bahasa yunani, yaitu
(Helios = Matahari, dan Kentron = Pusat). secara historis, Heliosentrisme
bertentangan dengan Geosentrisme, yang menempatkan bumi sebagai pusat alam
semesta. Pandangan mengenai kemungkinan Heliosentrisme ini terjadi sejak zaman
klasik kuno. Tapi abad ke-14 baru dapat ditemukan suatu model matematis yang
dapat meramalkan secara lengkap sistem Heliosentris. yang hal tersebut dikemukakan
oleh Nicolas Copernicus, jadi bisa disimpulkan bahwa teori
Heliosentris ini berawal pada masa peradaban eropa.
Teori Copernicus ini telah menggoncangkan dunia pada zamannya. Sebab suatu
penemuan yang sama sekali bertolak belakang dengan teori-teori sebelumnya, yang
telah diyakini orang sepanjang 14 abad lamanya.
Pihak-pihak yang jelas menentang teori ini, adalah dari golongan para ahli
ilmu pengetahuan, pengelola gereja-gereja dan tokoh-tokoh agama Nasrani. Teori
Heliocentris ini kemudian didukung dan diikuti oleh ahli-ahli astronomi
lainnya, antara lain Galileo Galilei dan Sir Isaac Newton. Teori ini memang
masih banyak mengandung kelamahan-kelemahan, tetapi satu hal yang tak dapat
diingkari, bahwa sampai sekarang prinsip tentang pusat dari Tatasurya kita ini
khususnya, bukanlah bumi yang menjadi pusatnya, tetapi matahari. Selain itu,
teori ini juga mengajarkan, bahwa bumi ini bergerak mengitari matahari, suatu
teori yang sampai sekarang tetap diakui kebenarannya.
2.
AWAL MULA TEORI HELIOSENTRIS
Pengamatan tentang fenomena langit telah dilakukan
sejak zaman kuno oleh orang-orang Cina, Mesopotamia, dan Mesir. Akan tetapi
pengetahuan mengenai fenomena langit dijadikan sebuah ilmu baru terwujud dan
berkembang pada zaman Yunani sekitar abad VI dengan nama ilmu astronomi.
Babak astronomi
Yunani dimulai oleh Thales pada abad VI SM yang berpendapat bahwa bumi
berbentuk datar. Walaupun pada abad yang sama ada seorang ilmuwan yang
mengetahui bahwa bumi berbentuk bulat (phytagoras). Akan tetapi terobosan
terpenting pertama dalam astronomi dilakukan oleh Aristoteles dua abad
kemudian. Dia mengekemukakan bahwa bumi berbentuk bulat bundar dengan didukung
sejumlah bukti ilmiah. Ia juga berpendapat bahwa pusat jagat raya ini adalah
bumi, sementara bumi selalu dalam keadaan tenang, tidak bergerak, dan tidak
berputar. Pandangan ini disebut dengan teori geosentris.
Terobosan kedua
hamper dilakukan oleh Aristarcus pada abad III SM jika dia mempunyai cukup
banyak pendukung. Aristarcus tidak hanya berpendapat bahwa bumi bukanlah pusat
alam semesta (geosentris). Akan tetapi dia juga menyatakan bahwa bumi berputar
dan beredar mengelilingin matahari yang merupakan pusat gerak langit
(heliosentris). Inilah wal munculnya teori heliosentris. Sehingga orang pertama
kali mengekemukakak teori heliosentris sebenarnya adalah Aristarcus. Namun
teori ini tidak mendapat posisi keilmuwan pada zaman itu yang disebabkan oleh
kurangnya pendukung.
Zaman astronomi
klasik Yunani ditutup oleh Hipparchus pada abad I SM yang menyatakan bahwa bumi
itu diam. Sedangkan matahari, bulan, serta planet-planet mengelilingi bumi
(geosentris). System geosentris ini disampaikan oleh plotomeus pada abad II M
yang lebih dikenal dengan system ptolomeus. Dengan berbekal pengalaman dan
pengetahuan, dia menyusun buku besar tentang ilmu bintang-bintang yang berjudul
syntatis. Pandangan ptolomeus (geosentris) berlaku selama lebih dari tiga belas
abad.
Teori Heliosentris muncul tepatnya pada abad ke 14 M. dikemukakan oleh
seorang yang berkebangsaan polandia yang bernama Nicolas Copernicus. Namun
sebenarnya awal mula teori ini muncul adalah berasal dari pendapat yang
dikemukakan Aristarchus (310-320 SM) yang mengungkapkan bahwa pusat tata surya
adalah matahari, jadi sebenarnya teori pada masa Copernicus ini bukanlah hal
yang baru, namun jauh sebelum itu, Aristarchus telah meletakkan dasar bagi
teori tersebut, namun Aristarchus tak pernah merumuskan teori yang cukup
terperinci sehingga kurang bermanfaat bagi kacamata ilmiah, dan kurang bisa
dimengerti pada zaman itu, karena memang tidak sesuai dengan penginderaan
manusia. Jadi pada zaman Aristarchus ini teori yang dikemukakannya tidak
diperhatikan oleh para ilmuwan pada zamannya, para ilmuwan lebih mengarah
kepada teori geosentris.
Kemudian pada abad ke 14 teori dari Aristarchus tersebut diulas ulang oleh
Copernicus, Copernicus mengkaji lebih dalam lagi mengenai keadaan tata surya,
dengan cara menghitung sudut bulan-bumi-matahari, menghitung perbandingan sudut
bumi-matahari dan bumi-bulan, sehingga Copernicus mendapatkan kesimpulan bahwa
bumi bergerak mengelilingi matahari dalam lintasan yang berbentuk lingkaran.
Copernicus pun terus meneliti lebih dalam selama bertahun-tahun tentang hal
tersebut, dengan perhitungan cermat, dan dengan susah payah akhirnya Copernicus
ini berhasil menyusun sebuah buku yang di dalamnya terdapat prinsip-prinsip
pokok tentang teorinya, Yaitu “De Revolurionibus Orbium Coelestium”.
Selanjutnya Copernicus mencoba untuk membuktikan teorinya tersebut dengan
pengamatan yang sederhana, hanya dengan mengamati pergerakan-pergerakan
matahari, planet-planet dan bintang, itupun hanya dengan menggunakan teropong
sederhana yang beliau buat sendiri. Dengan cara seperti itu teori
Heliosentrispun masih kurang sempurna, namun Copernicus inilah yang menetapkan
langkah awal munculnya teori helisentris ini. Yang selanjutnya teori
Heliosentris ini diperkuat oleh ilmuwan-ilmuwan lain, yakni Galileo Galilei,
Sir Isaac Newton, dan semakin sempurna dengan Teori Kepler oleh Johannes
Kepler.
Teori
heliosentris muncul dengan berbagai macam tantangan. Sampai-sampai Copernicus
dianggap murtad oleh pemuka-pemuka gereja dan dianggap tidak waras oleh banyak
kalangan ilmuwan karena telah melanggar dogma gereja dan dogma ilmu
pengetahuan. Copernicus mengumumkan makalahnya tentang bumi mengelilingi
matahari itu pada tahun 1543 M. Sehingga jelaslah apabila kita membaca
kronologi sejarahnya, dapat disimpulkan bahwa teori heliosentris ini disebut
juga dengan Sistem Kopernikus, system yang menempatkan matahari sebagai pusat
Tata Surya. Sistem ini dalam bahasa inggris disebut Heliosentric, dan dalam
bahasa arab disebut Mukhtash bimarkaz Asy-Syams. Dalam pandangan heliosentris,
ada 6 planet yang mengelilingi matahari, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars,
Yupiter, dan Saturnus.
3.
TOKOH PENDUKUNG HELIOSENTRIS
1)
Aristarcus
(abad III SM)
Aristarcus
merupakan seorang ahli astronomi klasik Yunani pertama yang tidak setuju dengan
pendapat Aristoteles tentang teori geosentrisnya pada abad III SM. Ia
berpendapat bahwa bumi bukanlah pusat alam semesta (Geosentris), akan tetapi,
bumi itu berputar dan beredar mengelilingi langit. Namun, pendapatnya ini ditentang oleh Aristoteles dan
Ptolomeus yang mengusulkan hipotesis geosentris.
Karena
banyaknya penentangan dan penolakan dari berbagai pihak, maka Aristarchus
menolak pendapatnya sendiri dan kembali menganut teori geosentris.
2)
Nicolas
Copernicus (1473-1543)
Nicolas
Copernicus adalah ahli astronomi amatir dari polandia yang menentang pandangan
Geosentris dari Ptolomeus. Ia mengekemukakan dalam bukunya “Revolutionibus
Orbium Calestium” bahwa matahari merupakan pusat dari suatu system peredaran
benda-benda langit, yang dikenal dengan Heliosentris yakni senagi pusat
peredaran bumi dan benda-benda langit lain yang menjadi anggotanya.
Selanjutnya
dikemukakan pula bahwa bumi berputar pada sumbunya (rotasi) Sekali dalam satu
hari dan bulan pun bergerak mengitari bumi dalam 27 1/3 hari untuk sekali
putaran. Sejak Copernicus mengumumkan pandangan heliosentrisnya, maka dalam
dunia astronomi sampai abad 18 M ada dua aliran yaitu aliran Ptolomeus dan
aliran Copernicus.
Pada teori ini, matahari dianggap berada pada pusat
alam semesta, bintang-bintang terletak pada bulatan angkasa dan berputar
mengelilingi Matahari. Diantara bintang-bintang dan matahari terdapat
planet-planet termasuk bumi yang berputar mengelilingi matahari dalam
masing-masing orbitnya dengan lintasan orbit berbentuk lingkaran. Gerak mundur semu dalam peredaran
planet-planet yang sulit dijelaskan oleh model geosentris, dapat dijelaskan dengan mudah dalam model heliosentris. Caranya dengan
menggunakan konsep gerak relatif antara bumi dan planet-planet lain yang
bergerak disekitar matahari dengan kecepatan sudut putar yang berbeda-beda.
Kelemahan yang dimiliki oleh teori Copernicus ini
adalah adanya fakta bahwa bintang-bintang tidak berputar mengelilingi matahari,
dan kedua lintasan orbit planet-planet bergerak mengelilingi matahari bukan
berupa lingkaran (sirkular). Kesimpulan bahwa lintasan planet-planet bukan
lingkaran diambil karena berdasarkan pengamatan ternyata jarak suatu planet ke
matahari selama periode revolusinya tidaklah tetap, melainkan berubah-ubah, Hal
ini tidak akan terjadi jika lintasan edar planet mengitari matahari berupa
lingkaran (Tjasyono, 2006).
3)
Galileo Galilei
(1564-1642)
Setelah Galileo membaca karya Copernicus tentang gerak benda-benda
langit, kemudian ia menyusun teori kinematika tentang benda-benda langit yang
sejalan dengan Copernicus.
Di samping itu ia berhasil membuat teleskop yang dapat dengan mudah
dan jelas melihat relief permukaan bulan, noda-noda matahari, planet saturnus
dengan cincinnya yang indah, planet Yupiter dengan empat buah satelitnya, dan
sebagainya. Karya Galileo tentang peredaran benda-benda langit seperti itu
dinyatakan terlarang untuk dibaca umum, karena bertentangan dengan pandangan
dan kepercayaan kaum gereja.
Ia
menemukan beberapa fakta seperti: (1) permukaan bulan ternyata tidak mulus
dan bulat sempurna; (2) ada 4 planet kecil (bulan), mengitari Jupiter. Bukti telak
bahwa tidak semua benda langit mengitari bumi; (3) fasa-fasa Venus sama seperti fasa
Bulan. Hal ini bisa terjadi hanya pada sistem helosentris; (4) bintang yang diamati, ternyata
bintang itu tidak lebih besar melainkan berupa titik kecil yang menunjukan
bintang berjarak jauh sekali dari bumi. Hasil pengamatan ini cendrung
menyingkirkan manusia dari pusat alam-semesta.
Karya
Galileo tentang peredaran benda-benda langit seperti itu dinyatakan terlarang
untuk dibaca umum, karena bertentangan dengan pandangan dan kepercayaan kaum
gereja.
4)
Johannes Kepler
(1571-1630)
Kepler adalah
seorang yang berkebangsaan Jerman, dengan tidak kenal lelah ia selalu
mengadakan penelitian benda-benda langit. Ia memperluas dan menyempurnakan
ajaran Copernicus. Teori-teori yang ia kemukakan dilandasi matematika yang
kuat, ia menjadi landasan dalam ilmu astronomi.
Tiga hokum itu
adalah:
·
Lintasan planet
menyerupai ellips dengan matahari pada salah satu titik apinya.
·
Garis hubung
planet matahari akan menyapu daerah yang sama luasnya dalam selang waktu yang
sama panjangnya.
·
Pangkat dua
kala edar planet sebanding dengan pangkat tiga jarak planet ke matahari.
5)
Tycho Brahe
(1546-1601)
Tycho Brahe
ahli astronomi berkebangsaan Denmark, banyak merancang dan membangun alat-alat
astronomi yang besar yang belum pernah dibangun orang sebelumnya. Pada tahun
1576 ia membangun sebuah observatorium dan bekerja di dalamnya selama 21 tahun,
banyak data penting tentang alam semesta yang dicatatnya ternyata sangat
berfaedah untuk ilmu astronomi pada masa kemudian. Konsep Tycho Brahe
sebetulnya berusaha menggabungkan system Plotomeus dan Copernicus dengan pusat
jagat raya tetap di bumi.
6)
Sir Isac Newton
(1643-1722)
Ia adalah
fisikawan, matematikawan, ahli astronomi dan juga ahli kimia yang berasal dari
inggris. Ia merupakan pengikut aliran heliosentris dan ilmuwan yang sangat
berpengaruh sepanjang sejarah. Bahkan dikatakan sebagai Bapak ilmu Fisika
Modern. Dengan hasil karya ilmiah yang dicapainya, Newton berhasil menulis
sebuah buku yang berjudul “Philosophiae Naturalis Pricipia Mathematika”.
Kontribusi terbesarnya bagi astronomi adalah hokum grvitasi yang membuktikan bahwa gaya antara dua benda sebanding dengan massa masing-masing objek dan berbanding tebalik dengan kuadrat jarak antara kedua benda. Hokum gravitasi Newton memberi penjelasan fisis bagi hokum kepler yang dikemukakan sebelumnya berdasarkan hasil pengamatan, hasil pekerjaannya dipublikasikan dalam Principia yang ia tulis selama 15 tahun.
Kontribusi terbesarnya bagi astronomi adalah hokum grvitasi yang membuktikan bahwa gaya antara dua benda sebanding dengan massa masing-masing objek dan berbanding tebalik dengan kuadrat jarak antara kedua benda. Hokum gravitasi Newton memberi penjelasan fisis bagi hokum kepler yang dikemukakan sebelumnya berdasarkan hasil pengamatan, hasil pekerjaannya dipublikasikan dalam Principia yang ia tulis selama 15 tahun.
Teori Newton
menjadi dasar bagi berbagai teori pembentukan tata surya yang lahir kemudian,
yang pasti, bumi mengelilingi matahari bukan sekedar teori asal jadi, tetapi
konsekuensi hokum gravitasi.
4.
BUKTI KEBENARAN TEORI HELIOSENTRIS
Untuk membuktikan kebenaran teori
heliosentris digunakan dengan cara analysis data terhadap data-data keberadaan
benda langit dan fenomena-fenomena alam yang terjadi dan teramati di bumi.
Analsis data yang dimaksud adalah dengan cara menurunkan persamaan-persamaan
matematis seperti yang dilakukan oleh Johannes Kepler sedangkan pengamatan
terhadap fenomena alam diantaranya adalah tentang aberasi bintang yaitu
bergesernya posisi bintang yang selalu berubah dan tidak hanya berada pada satu
titik jika diamati dalam waktu berbeda tampak seolah bimtang yang bergerak,
padahal sebenarnya bumi lah yang bergerak, hal ini diperoleh dari sudut yang
dibentuk dalam pengamatan. Hukum Pertama Kepler menyebutkan bahwa semua planet
mengelilingi Matahari dengan bentuk orbit elips, bukan lingkaran, dan Matahari
terletak bukan di tengah elips melainkan di titik fokusnya. Kemudian Hukum
Kedua Kepler menyebutkan bahwa laju orbit planet berubah-ubah, lambat jika jauh
dari Matahari (di titik aphelion) dan cepet jika dekat dari Matahari (di titik
perihelion). Dengan dua hukum awal ini maka episiklis dan deferen sudah tidak
diperlukan lagi. Model heliosentris pun berubah menjadi jauh lebih sederhana.
Di saat yang hampir bersamaan,
Galileo (1564-1642 M) mengarahkan teleskopnya ke langit dan melakukan beberapa
pengamatan yang hasilnya mendukung model heliosentris. Pertama, ia menyaksikan
perubahan fase Venus dari waktu ke waktu, seperti halnya Bulan. Galileo
mengetahui bahwa penyebabnya adalah perubahan posisi Venus ketika mengelilingi
Matahari dan hal ini tidak akan terjadi pada model geosentris. Lalu
pengamatannya pada Jupiter menunjukkan bahwa ada 4 buah benda yang selalu
berada di sekitar Jupiter sepanjang waktu. Menurut Galileo, keempatnya adalah
satelit Jupiter dan hubungannya dengan Jupiter sama seperti hubungan Bumi dan
Bulan. Pemahaman ini memberikan perubahan pemikiran tentang hubungan Bumi-Bulan
dalam model heliosentris. Dahulu orang berpikir bahwa jika Bumi mengelilingi
Matahari, maka Bulan (yang mengelilingi Bumi) akan tertinggal. Namun fakta
bahwa Jupiter tidak meninggalkan 4 satelitnya (kini disebut dengan satelit
Galilean) menunjukkan bahwa Bulan juga tidak akan tertinggal dari Bumi walaupun
Bumi bergerak mengelilingi Matahari.
Pengamatan Galileo pada Bulan dan
Matahari juga memberikan pengaruh besar di jaman itu. Bulan diketahui memiliki
permukaan yang tidak rata sedangkan Matahari diketahui memiliki bintik gelap
(sunspot) yang bergerak di permukaan Matahari seiring dengan rotasi Matahari.
Kedua fakta tersebut menyanggah filosofi bahwa semua benda langit adalah benda
yang sempurna, tanpa kecacatan.
Ilmu baru ini bukannya diterima oleh masyarakat luas
namun justru membuat Galileo dihukum. Ia dianggap membuat ajaran baru yang
menentang agama saat itu. Dalam keadaan buta, ia dijadikan tahanan di rumahnya
sendiri. Cap sebagai terhukum pada Galileo sendiri baru dicabut pada tahun
1992, dan sejak itu ia dianggap sebagai salah satu ilmuwan terbaik.
Paska penemuan Kepler, model
heliosentris tidaklah dapat diterima langsung oleh masyarakat saat itu.
Penyebabnya adalah apa yang ditemukan Kepler belum dapat dijelaskan secara
fisis. Belum ada penjelasan secara ilmiah mengapa Bumi mengelilingi Matahari dan
bukan sebaliknya. Tidak lama setelah itu, jawaban yang dinanti pun muncul dari
Newton (1642-1727 M). Hukum Gravitasi Newton yang kita kenal sekarang ini
ternyata berkaitan erat dengan Hukum Ketiga Kepler, yang menunjukkan adanya
hubungan antara kuadrat periode orbit dengan pangkat tiga jaraknya dari pusat
sistem. Hukum Newton juga menyebutkan bahwa sudah sepantasnyalah benda bermassa
kecil mengelilingi benda yang bermassa lebih besar. Maka, semakin kuatlah
dukungan terhadap model heliosentris. Model
heliosentris akan semakin kuat jika bukti rotasi dan revolusi Bumi ditemukan.
Keduanya hanya tinggal menunggu waktu saja seiring dengan teknologi yang
semakin canggih. Akhirnya memang bukti-bukti tersebut ditemukan. Bukti revolusi
Bumi yang pertama ditemukan adalah aberasi
bintang pada
tahun 1727 oleh James Bradley walaupun ia sedang mencari bukti adanya paralaks
bintang. Sementara
paralaks bintang baru ditemukan pada tahun 1837 oleh F. Bessel. adanya
paralak bintang yang berada jauh dari bumi tampak bergerak-gerak dengan bintang
yang lebih dekat darinya dan yang terakhir adanya pergesaran warna pada bintang
yang diamati dan warnanya berubah kadang menuju ke biru kadang juga menuju ke
merah, hal ini menunjukan adanya pergerakan dari bumi yang sedang mengelilingi
matahari sehingga jaraknya dari bintang selalu berubah-ubah. Sedangkan bukti Bumi berotasi adalah adanya efek
Coriolis dan
efek pendulum Foucault
C.
HUBUNGAN TEORI GEOSENTRIS DAN TEORI HELIOSENTRIS
1.
PERBEDAAN TEORI GEOSENTRIS DAN HELIOSENTRIS
Pada umumnya
bangsa Yunani dan orang-orang yang hidup pada abad pertengahan memiliki
pegangan yang kuat sebagai pandangan mereka tentang alam semesta, yaitu teori
geosentris (Bumi sebagai pusat). Menurut teori ini, Bumi sebagai pusat alam
semesta berada dalam keadaan diam dan planet-planet, Matahari, serta
benda-benda langit lainnya bergerak mengitarinya. Gerak semu (apparent motions)
planet, bulan, dan matahari relatif terhadap bintang dan terhadap satu sama
lain dijelaskan secara lengkap dalam teori geosentris Hipparchus yang
dikembangkan sekitar tahun 140 sebelum masehi.
Namun teori
geosentris memiliki kelemahan yaitu sulitnya menjelaskan fenomena retrogresi
(gerak balik) periodik dari planet. Fenomena retrogresi diakibatkan karena
lintasan semu planet sepanjang tahun relatif terhadap bintang-bintang adalah
berupa lengkungan (kurva) yang tidak rata. Malahan, adakalanya planet-planet
teramati seolah-olah bergerak mundur (berbalik) sebelum akhirnya bergerak maju
kembali selama periode orbitnya. Akhirnya pada tahun 1543 teori geosentris
dipatahkan oleh teori heliosentris
Geosentris
|
Heliosentris
|
1. bumi
ditetapkan sebagai pusat tata surya
|
1. Sistem
yang menetapkan matahari sebagai pusat tata
surya
|
2.
Matahari dan berbagai planet bergerak
|
2. semua planet
termasuk Bumi bergerak
|
mengelilingi bumi
|
mengelilingi matahari
|
3. Bumi
tidak dapat berputar
|
3. Bumi
berkisar/berputar seperti gasing
|
4.
Orbitnya nonsirkular (tak berkeliling)
|
4.
Orbitnya sirkular
|
5. Bumi -
bulan - merkurius - venus - matahari - mars - jupiter -saturnus –
bintang-bintang
|
5. Urutan: matahari –
merkurius – venus – bumi(bulan) – mars – jupiter – saturnus
|
6. Semua
benda langit terkurung oleh sebuah bola langit, dimana pada
dindingnya melekat bintang-bintang yang beredar mengelilingi bumi sehingga
kita seakan-akan ada didalamnya.
|
6.
Bintang-bintang masih dianggap melekat pada sebuah bola langit dan beredar
mengelilingi matahari
|
7. Sebuah planet
bergerak dalam lingkaran dan pusat lingkaran ini bergerak
sepanjang lingkaran lainnya
|
7. Planet-planet
beredar mengelilingi matahari melalui lintasan-lintasan
yang masing-masing berbentuk lingkaran
|
8.
Orbitnya berbentuk bulat
|
8.
Orbitnya berbentuk elips setelah ada revisi dari astronomi lain.
|
9. semua
objek bergerak dinamis terhadap bumi.
|
9. menyatakan bahwa
semua objek bergerak relatif terhadap bumi
|
10.
episicle lebih sederhana dari heliosentris
|
10.
episiclenya lebih rumit daripada geosentris
|
2. Kesamaan teori
geosentris dan heliosentris
Persamaan Geosentris
dan Heliosentris
|
1. Keduanya
menggunakan sistem epicycle
|
2. Keduanya memiliki
sistem retrograde
|
3. Planet yang
diamati
|
3. Kekurangan Teori
Geosentris dan Heliosentris
Geosentris
|
Heliosentris
|
1. Sistem
Ptolemius menggunakan terlalu banyak epicycle yang rumit,
sehingga keistimewaan geometri lingkaran menjadi berkurang
|
1. Sistem
Copernicus mengaplikasikan sistem epicycle yang lebih rumit
daripada milik Ptolomeus
|
4. Kekurangan terhadap
teori ini
Geosentris
|
Heliosentris
|
Sistem Ptolemius menggunakan
terlalu banyak epicycle yang rumit, menjadi berkurang
|
Sistem Copernicus
mengaplikasikan sistem epicycle yang lebih rumit daripada milik Ptolomeus
|
5. Kelebihan Teori Geosentris
dan Heliosentris
Geosentris
|
Heliosentris
|
1.
Pengamat di bumi akan dapat mengamati efek paralaks
pada bintang
|
1. Sistem
ini memudahkan perhitungan(matematis) periode orbit dan jarak
relatif planet
|
2. Semua
benda bergerak mengelilingi bumi dengan kecepatan konstan
|
2. Sistem
heliosentris itu dibuat untuk menjelaskan sistem matematis
saja dan tidak menerangkan gambaran sistem yang sebenarnya
|
PENUTUP
A.
SIMPULAN DAN
PENUTUP
Ilmu
astronomi merupakan ilmu matematis yang paling cepat perkembangannya. Ilmu ini
pertama kali muncul embrionya pada zaman Nabi Idris As, beliau jugalah orang
yang pertama kali memperhatikan fenomena langit. Baru setelah zaman Babilonia
(kaum Sumeria), Yunani kuno pada masa sebelum masehi ilmu astronomi mulai
mengalami perkembangan.
Dan dalam sejarahnya ilmu astronomi menjadi beberapa aliran, yaitu aliran Ptolomeus dan aliran Copernicus. Geosentris (geo = Bumi; centrum = titik pusat). Anggapan ini menempatkan Bumi sebagai pusat dari alam semesta. Anggapan ini dimulai sekitar abad VI Sebelum Masehi (SM), saat pandangan egosentris mulai ditinggalkan. Salah seorang yang mengemukakan anggapan geosentris adalah Claudius Ptolomeus.
Dan dalam sejarahnya ilmu astronomi menjadi beberapa aliran, yaitu aliran Ptolomeus dan aliran Copernicus. Geosentris (geo = Bumi; centrum = titik pusat). Anggapan ini menempatkan Bumi sebagai pusat dari alam semesta. Anggapan ini dimulai sekitar abad VI Sebelum Masehi (SM), saat pandangan egosentris mulai ditinggalkan. Salah seorang yang mengemukakan anggapan geosentris adalah Claudius Ptolomeus.
Pandangan heliosentris (helios =
matahari) dianggap sebagai pandangan yang revolusioner yang menempatkan
matahari sebagai pusat alam semesta.
Seorang mahasiswa kedokteran, ilmu pasti dan Astronomi, Nicholas Copernicus (1473–1543) pada tahun 1507 menulis buku ”De Revolutionibus Orbium Caelestium” (tentang revolusi peredaran benda-benda langit). Ia mengemukakan bahwa matahari merupakan pusat jagat raya yang dikelilingi planet-planet, bahwa bulan mengelilingi Bumi dan bersama-sama mengitari matahari, dan bahwa Bumi berputar ke timur yang menyebabkan siang dan malam.
Seorang mahasiswa kedokteran, ilmu pasti dan Astronomi, Nicholas Copernicus (1473–1543) pada tahun 1507 menulis buku ”De Revolutionibus Orbium Caelestium” (tentang revolusi peredaran benda-benda langit). Ia mengemukakan bahwa matahari merupakan pusat jagat raya yang dikelilingi planet-planet, bahwa bulan mengelilingi Bumi dan bersama-sama mengitari matahari, dan bahwa Bumi berputar ke timur yang menyebabkan siang dan malam.
DAFTAR
PUSTAKA
Endarto, Danang.
2005. Pengantar Kosmografi. Surakarta
: LPP UNS dan UNS Press.
Hambali, Slamet.
2012. Pengantar Ilmu Falak, Banyuwangi : Bismillah Publisher.
Izzuddin, Ahmad, Fiqh Hisab Rukyah, Jakarta :
Erlangga. 2007
Khazin,
Muhyiddin. 2004. Ilmu Falak dalam Teori dan Praktik. Yogyakarta : Buana
Pustaka.
Tjasyono,
B., 2006. Ilmu Kebumian dan Entariksa.
Bandung: Rosdakarya.
“Geosentris
Dan Heliosentris”, di akses dari http://aryabima.wordpress.com
/2008/09/28/antara-geosentris-dan-heliosentris/
“Geosentris”, di akses dari http://blogs.itb.ac.id/evan/2011/07/19/islam-dan-sains-dari-perspektif-astronomi-geosentris/
“Geosentris Dan
Heliosentris”, di akses dari http://gdesuardiana.blogspot.com/
2011/01/geosentris-dan-heliosentris.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar