haii semua, selamat malam.. kalau yang lain pada review produk, film, sekarang aku mau resume jurnal yang pernah aku baca yaitu "Produksi Antibiotika Secara Fermentasi
Dari Biakan Mikroorganisme Simbion Rumput Laut Eucheuma cottonii" .. yapp kalian bisa nyari jurnal tersebut di google. untuk lebih spesifikasinya ini daftar pustaka jurnal yang sesaat lagi akan aku resume. taraaa.....
Naid,
T., K. Syaharuddin., A. Marzuki & Sumearheni. 2013. Produksi Antibiotika
Secara Fermentasi Dari Biakan Mikroorganisme Simbion Rumput Laut Eucheuma cottonii. Majalah Farmasi dan Farmakologi. 17 (3): 61-68
budayakan membaca, mengcopy dari sumbernya dan yang paling penting mencantumkan sumber asli ya gaes.. lets get .... oh iya, ada versi PPT juga lo,, tunggu edisi tayangnya :D
Resume Jurnal Bioteknologi
A.
Judul
Produksi Antibiotika
Secara Fermentasi Dari Biakan Mikroorganisme Simbion Rumput Laut Eucheuma cottonii
B.
Pendahuluan
Indonesia,
selama ini untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dibidang antibiotika, bahan
baku diimpor dari negara lain dengan biaya yang mahal. Antibiotika ini
merupakan bahan obat yang sangat memegang peranan penting dalam mengatasi
penyakit infeksi di Indonesia. Untuk mengurangi ketergantungan terhadap negara
lain, maka pemerintah Indonesia menetapkan kebijakan dengan memanfaatkan sumberdaya
alam sebagai bahan baku antibiotika akan diproduksi secara fermentasi.
Penelitian
tentang isolasi mikroorganisme penghasil antibiotika dari berbagai sumber
kekayaan alam Indonesia telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu.
Dengan adanya berbagai hasil penelitian terdahulu dan untuk mengurangi
ketergantungan indonesia terhadap negara lain, maka sudah saatnya dilakukan
penelitian yang lebih intensif. salah satunya adalah dengan cara produksi
antibiotika secara fermentasi dari strain mikroorganisme symbion rumput laut.
C. Metode Penelitian
1. Alat
·
Inkubator
·
Laminar Air Flow
·
Autoklaf
·
Oven
·
Shaker
·
Sonikator
·
Cawan
Petri
·
Sentrifugator
·
Labu
Erlenmeyer
·
Gelas
ukur
·
Jangka
sorong
·
Jarum
ose bulat
·
Jarum
ose lurus
·
Lampu
spirtus
·
Lemari
pendingin
·
Mikropipet
·
Pinset
·
Tabung
sentrifuse
·
Tabung
reaksi
·
Timbangan
analitik
·
Tip
2. Bahan
-
Alga
merah Eucheuma cottonii
-
Akuades
-
Dimetil
sulfoksida (DMSO)
-
Etanol
70%
-
Etanol
96%
-
Kapas
-
Medium
PCA (Plate Count Agar)
-
Medium
PDA (Plate Dextrose Agar)
-
Medium
PDY (Potato Dextrose Broth+ Extract Yeast)
-
Medium
MHA (Muller Hinton Agar)
-
Natrium
Hipoklorit 1%
3. Metode Penelitian
Sterilisasi
alat
Alat-alat yang digunakan disterilkan
dengan cara dicuci bersih menggunakan seterjen dan dibilas dengan air bersih,
menggunakan oven pada suhu 1800C serta dengan menggunakan autoklaf
pada suhu 1210C.
Pembuatan
Medium
Media
yang dibuat adalah Medium Marine Agar, medium produksi, medium muller hilton
agar (MHA), medium plate count agar(PCA).
Pengambilan dan Penyiapan Sampel
Sampel
alga merah Eucheuma cottonii dari
Dusun Barugaya, Desa Punaga, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar.
Isolasi
Bakteri Simbion
-Isolasi dilakukan dengan metode modifikasi
Rumput
laut dimasukkan ke dalam blender dan ditambah air laut steril. Sampel kemudian
diambil sarinya sebanyak 10 ml lalu dimasukkan dalam botol pengencer berisi 90
ml air laut steril (pengenceran 10-1) sampai bertingkat hingga
pengenceran 10-5. Kemudian pada masing-masing pengenceran diambil 1
ml untuk di inokulasikan ke dalam cawan petri lalu dimasukkan medium marine
agar kemudian di inkubasi pada suhu 370C selama 1-5 hari.
-Purifikasi bakteri
Setelah
di inkubasi, koloni yang tampak pada masing-masing cawan petri diamati, koloni
yang memiliki bentuk dan warna yang sama dianggap sebagai isolat yang sama.
Setiap koloni dipindahkan ke medium marine agar dan diinkubasi 24 jam untuk
mendapatkan isolat tunggal.
Uji Antagonis
Cawan petri dibagi menjadi dua area pada
medium PCA. Area pertama ditumbuhkan isolat bakteri simbion dengan metode gores
yang diinkubasi selama 48 jam pada suhu 370C. Area kedua ditumbuhkan
mikroorganisme uji (bakteri atau fungi) dengan metode gores kemudian di
inkubasi. Hasil positif ditandai dengan terbentuknya zona bening di sekitar
daerah goresan mikroorganisme atau tidak menyebarnya koloni mikroorganisme uji.
Produksi Metabolit Sekunder
Isolat yang diperoleh tadi di
tumbuhkan pada medium MYB yang diinkubasi dengan shaker. Setelah itu
dipindahkan ke medium produksi dan difermentasi selama 7 hari di dalam shaker.
Hasil fermentasi kemudian di sentrifugasi agar diperoleh supernatan dan residu/
massa sel.
Uji Aktivitas Antibiotika
Kemampuan metabolit sekunder yang
dihasilkan oleh bakteri isolat terhadap pertumbuhan mikroorganisme uji dengan
difusi agar. Media yang digunakan untuk penentuan daya hambat adalah medium
MHA. Masing-masing suspensi dan residu mikroorganisme uji 100µl diinokulasi
pada cawan petri ditambah medium hingga volume 15 ml.
Supernatan
dan residu masing-masing 20µl diteteskan pada kertas cakram dan
dikering-anginkan lalu diletakkan di atas medium yang mengandung mikroorganisme
uji. Kemudian cawan diinkubasi. Medium positif, larutan ampisilin baku 30 ppm
pada cawan petri yang berisi inokulum Staphylococcus
aureus dan larutan kloramfenikol 30 ppm untuk E. Coli. Adanya aktivitas antibiotik ditandai dengan terbentuknya
zona bening di kertas cakram.
-Pembuatan larutan kontrol positif
Larutan kontrol positif yang digunakan
adalah ampisilin untuk bakteri Staphyylococcus
aureus dan kloramfenikol untuk Escherchia
coli.
-Peremajaan dan Pendispersian biakan murni
mikroorganisme uji
Bakteri uji Escherchia coli dan Staphyylococcus
aureus dibiakkan pada medium NA miring dan diinkubasi pada suhu 370C.
-Penentuan daya hambat (metode difusi agar)
Penentuan daya hambat digunakan medium
MHA. Dengan metode tuang pada setiap cawan petri diinokulasi 0,1 ml
mikroorganisme uji dan 10 ml medium. Hasil fermentasi bakteri simbion sebanyak
20µl diteteskan pada kertas cakram steril kemudian dikering anginkan lalu
diteteskan pada medium uji yang telah mengandung mikroorganisme uji lalu di
inkubasi. Zona hambatan yang terbentuk ditandai dengan adanya zona bening
disekitar kertas cakram.
Karakterisasi Mikroorganisme
-Identifikasi morfologi secara makroskopik
Medium NA sebanyak 20 ml dituang dalam
cawan petri lalu diinokulasikan dengan biakan murni secara goresan lalu
diinkubasi pada suhu 370C selama 1x24 jam.
-Identifikasi morfologi melalui pengecatan gram
Preparat bakteri simbion melalui
pengecatan gram dan di amati dibawah mikroskop.
Identifikasi
biokimia
-Uji karbohidrat (sukrosa, laktosa dan galaktosa)
Pertumbuhan mikroba diinokulasi pada
medium sukrosa, laktosa dan galaktosa kemudian diinkubasi 2x24 jam pada suhu 370C.
Hasil positif jika terjadinya perubahan warna dari hijau menjadi kuning dan
menghasilkan gas atau gelembung udara.
-Uji Indol
Pertumbuhan mikroba diinokulasi pada
medium trypton kemudian diinkubasi 2x24 jam pada suhu 370C, lalu
permukaannya ditetesi dengan reagen kovac 0,25 ml. Uji positif jika terjadi
cincin merah.
-Uji oksidasi dan fermentasi
Pertumbuhan mikroba diinokulasi pada
medium oksidasi dan fermentasi kemudian diinkubasi 7x24 jam pada suhu 370C,
kemudian ditetesi dengan parafin. Uji positif jika perubahan warna dari hijau
menjadi biru.
-Uji Polisakarida
Pertumbuhan mikroba diinokulasi pada
medium SA kemudian diinkubasi 1x24 jam pada suhu 370C, dan ditetesi
dengan iodium. Hasil poditif jika adanya zona bening disekitar koloni.
D. Hasil dan Pembahasan
Isolasi
bakteri Simbion
Isolasi bakteri simbion dari rumput laut Eucheuma cottonii dengan metode tuang
dengan variasi pengenceran dihasilkan tiga jenis isolat yaitu EC-1, EC-2, dan
EC-3. Isolat kemudian diisolasi dengan metode gores pada medium MA. Hasil
isolat murni ditandai dengan bentuk koloni dan warna yang sama. Isolat bakteri
dipisahkan berdasarkan karakteristik koloni.
Uji
Antagonis Bakteri Simbion
Dari hasil uji antagonis terlihat semua
isolat bakteri simbion menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan
Erchericiae coli yaitu dengan tidak menyebarnya koloni bakteri dari daerah
goresan. Pada EC-1 menunjukkan adanya zona bening di sekitar goresan.
Fermentasi
Bakteri Simbion
Isolat EC-1 yang difermentasi di dalam
shaker memberi warna bening dan tidak mengandung gumpalan. Isolat EC-2 dan EC-3
memberi warna bening keruh tanpa gumpalan.
Uji
Aktivitas Antibiotika
Setiap
isolat bakteri simbion memiliki aktivitas terhadap semua mikroorganisme uji
dengan tingkat penghambatan yang bervariasi. Isolat bakteri simbion EC-2
memperlihatkan daya hambat terbesar terhadap bakteri Erchericiae coli (9,43 mm) dibandingkan dengan antibiotika
kloramfenikol baku (7,32 mm). Aktifitas lebih rendah ditunjukkan EC-2 pada
bakteri Staphylococcus aureus (6,21
mm) dibandingkan ampisilin baku (6,25 mm)
Karakterisasi
Mikroorganisme
Identifikasi morfologi
secara makroskopik
Karakteristik isolat
bakteri simbion dari Eucheuma cottonii didasarkan
pada karakteristik morfologi koloni bakteri meliputi bentuk dan warna
koloninya.
Identifikasi morfologi
melalui pengecatan gram
Hasil pengamatan
menunjukkan bahwa semua isolat bakteri (EC-1, EC-2 dan EC-3) mempunyai bentuk
coccus dan merupakan bakteri gram negatif.
Pengamatan
uji identifikasi biokimia
Hasil
pengamatan pada uji identifikasi terhadap kemampuan menguraikan karbohidrat
adalah pada isolat bakteri simbion EC-1 menunjukkan hasil negatif pada semua
uji. Isolat EC-2 menunjukkan hasil negatif pada semua uji kecuali pada uji
galaktosa menunjukkan hasil positif. Pada isolat EC-3 menunjukkan hasil positif
pada uji sukrosa dan galaktosa, sedangkan pada uji laktosa, triptofan, oksidasi
dan fermentasi, serta polisakarida.
E. Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian, dapat disimpulkan:
1. Isolasi bakteri simbion dari rumput laut Eucheuma cottonii diperoleh 3 isolat
yaitu EC-1, EC-2, dan EC-3.
2. Hasil uji antagonis didapatkan bahwa setiap
isolat dapat menghambat pertumbuhan Escherchia
coli dan Staphyylococcus aureus
3.
Hasil
uji aktivitas antibiotika dari produk isolat bakteri simbion EC-2 memperlihatkan daya hambat
terbesar terhadap bakteri Escherichia coli (9.43 mm) dibandingkan dengan
antibiotika kloramfenikol baku konsentrasi 30 ppm (7,32 mm). Sedangkan uji
aktifitas dari produk isolat bakteri simbion EC-2 dan EC-3 memperlihatkan hasil
yang sama dengan baku antibiotika ampisilin terhadap bakteri Staphylococcus
aureus (6,21 mm) dibandingkan antibiotika ampisilin baku konsentrasi 30 ppm
(6,25 mm).
4.
Semua jenis bakteri yang diperoleh dari
rumput laut Eucheuma cottonii, termasuk ke dalam kelompok bakteri gram
negatif.
F. Daftar Pustaka
Naid,
T., K. Syaharuddin., A. Marzuki & Sumearheni. 2013. Produksi Antibiotika
Secara Fermentasi Dari Biakan Mikroorganisme Simbion Rumput Laut Eucheuma cottonii. Majalah Farmasi dan Farmakologi. 17 (3): 61-68
Tidak ada komentar:
Posting Komentar