Rabu, 14 Desember 2016

[RESUME] JURNAL BIOTEKNOLOGI ANTIBIOTIK

haii semua, selamat malam.. kalau yang lain pada review produk, film, sekarang aku mau resume jurnal yang pernah aku baca yaitu "Produksi Antibiotika Secara Fermentasi Dari Biakan Mikroorganisme Simbion Rumput Laut Eucheuma cottonii" .. yapp kalian bisa nyari jurnal tersebut di google. untuk lebih spesifikasinya ini daftar pustaka jurnal yang sesaat lagi akan aku resume. taraaa.....
Naid, T., K. Syaharuddin., A. Marzuki & Sumearheni. 2013. Produksi Antibiotika Secara Fermentasi Dari Biakan Mikroorganisme Simbion Rumput Laut Eucheuma cottonii. Majalah Farmasi dan Farmakologi. 17 (3): 61-68
budayakan membaca, mengcopy dari sumbernya dan yang paling penting mencantumkan sumber asli ya gaes.. lets get .... oh iya, ada versi PPT juga lo,, tunggu edisi tayangnya :D

Resume Jurnal Bioteknologi


A.    Judul
Produksi Antibiotika Secara Fermentasi Dari Biakan Mikroorganisme Simbion Rumput Laut Eucheuma cottonii

B.     Pendahuluan
Indonesia, selama ini untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dibidang antibiotika, bahan baku diimpor dari negara lain dengan biaya yang mahal. Antibiotika ini merupakan bahan obat yang sangat memegang peranan penting dalam mengatasi penyakit infeksi di Indonesia. Untuk mengurangi ketergantungan terhadap negara lain, maka pemerintah Indonesia menetapkan kebijakan dengan memanfaatkan sumberdaya alam sebagai bahan baku antibiotika akan diproduksi secara fermentasi.
Penelitian tentang isolasi mikroorganisme penghasil antibiotika dari berbagai sumber kekayaan alam Indonesia telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu. Dengan adanya berbagai hasil penelitian terdahulu dan untuk mengurangi ketergantungan indonesia terhadap negara lain, maka sudah saatnya dilakukan penelitian yang lebih intensif. salah satunya adalah dengan cara produksi antibiotika secara fermentasi dari strain mikroorganisme symbion rumput laut.


C.     Metode Penelitian
1.      Alat

·         Inkubator
·         Laminar Air Flow
·         Autoklaf
·         Oven
·         Shaker
·         Sonikator
·         Cawan Petri
·         Sentrifugator
·         Labu Erlenmeyer
·         Gelas ukur
·         Jangka sorong
·         Jarum ose bulat
·         Jarum ose lurus
·         Lampu spirtus
·         Lemari pendingin
·         Mikropipet
·         Pinset
·         Tabung sentrifuse
·         Tabung reaksi
·         Timbangan analitik
·         Tip

2.      Bahan

-          Alga merah Eucheuma cottonii
-          Akuades
-          Dimetil sulfoksida (DMSO)
-          Etanol 70%
-          Etanol 96%
-          Kapas
-          Medium PCA (Plate Count Agar)
-          Medium PDA (Plate Dextrose Agar)
-          Medium PDY (Potato Dextrose Broth+ Extract Yeast)
-          Medium MHA (Muller Hinton Agar)
-          Natrium Hipoklorit 1%

3.      Metode Penelitian
Sterilisasi alat
           Alat-alat yang digunakan disterilkan dengan cara dicuci bersih menggunakan seterjen dan dibilas dengan air bersih, menggunakan oven pada suhu 1800C serta dengan menggunakan autoklaf pada suhu 1210C.
Pembuatan Medium
           Media yang dibuat adalah Medium Marine Agar, medium produksi, medium muller hilton agar (MHA), medium plate count agar(PCA).
Pengambilan dan Penyiapan Sampel
               Sampel alga merah Eucheuma cottonii dari Dusun Barugaya, Desa Punaga, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar.
Isolasi Bakteri Simbion
-Isolasi dilakukan dengan metode modifikasi
           Rumput laut dimasukkan ke dalam blender dan ditambah air laut steril. Sampel kemudian diambil sarinya sebanyak 10 ml lalu dimasukkan dalam botol pengencer berisi 90 ml air laut steril (pengenceran 10-1) sampai bertingkat hingga pengenceran 10-5. Kemudian pada masing-masing pengenceran diambil 1 ml untuk di inokulasikan ke dalam cawan petri lalu dimasukkan medium marine agar kemudian di inkubasi pada suhu 370C selama 1-5 hari.
-Purifikasi bakteri
           Setelah di inkubasi, koloni yang tampak pada masing-masing cawan petri diamati, koloni yang memiliki bentuk dan warna yang sama dianggap sebagai isolat yang sama. Setiap koloni dipindahkan ke medium marine agar dan diinkubasi 24 jam untuk mendapatkan isolat tunggal.
Uji Antagonis
           Cawan petri dibagi menjadi dua area pada medium PCA. Area pertama ditumbuhkan isolat bakteri simbion dengan metode gores yang diinkubasi selama 48 jam pada suhu 370C. Area kedua ditumbuhkan mikroorganisme uji (bakteri atau fungi) dengan metode gores kemudian di inkubasi. Hasil positif ditandai dengan terbentuknya zona bening di sekitar daerah goresan mikroorganisme atau tidak menyebarnya koloni mikroorganisme uji.
Produksi Metabolit Sekunder
           Isolat yang diperoleh tadi di tumbuhkan pada medium MYB yang diinkubasi dengan shaker. Setelah itu dipindahkan ke medium produksi dan difermentasi selama 7 hari di dalam shaker. Hasil fermentasi kemudian di sentrifugasi agar diperoleh supernatan dan residu/ massa sel.
Uji Aktivitas Antibiotika
           Kemampuan metabolit sekunder yang dihasilkan oleh bakteri isolat terhadap pertumbuhan mikroorganisme uji dengan difusi agar. Media yang digunakan untuk penentuan daya hambat adalah medium MHA. Masing-masing suspensi dan residu mikroorganisme uji 100µl diinokulasi pada cawan petri ditambah medium hingga volume 15 ml.
               Supernatan dan residu masing-masing 20µl diteteskan pada kertas cakram dan dikering-anginkan lalu diletakkan di atas medium yang mengandung mikroorganisme uji. Kemudian cawan diinkubasi. Medium positif, larutan ampisilin baku 30 ppm pada cawan petri yang berisi inokulum Staphylococcus aureus dan larutan kloramfenikol 30 ppm untuk E. Coli. Adanya aktivitas antibiotik ditandai dengan terbentuknya zona bening di kertas cakram.
-Pembuatan larutan kontrol positif
Larutan kontrol positif yang digunakan adalah ampisilin untuk bakteri Staphyylococcus aureus dan kloramfenikol untuk Escherchia coli.
-Peremajaan dan Pendispersian biakan murni mikroorganisme uji
Bakteri uji Escherchia coli dan Staphyylococcus aureus dibiakkan pada medium NA miring dan diinkubasi pada suhu 370C.
-Penentuan daya hambat (metode difusi agar)
Penentuan daya hambat digunakan medium MHA. Dengan metode tuang pada setiap cawan petri diinokulasi 0,1 ml mikroorganisme uji dan 10 ml medium. Hasil fermentasi bakteri simbion sebanyak 20µl diteteskan pada kertas cakram steril kemudian dikering anginkan lalu diteteskan pada medium uji yang telah mengandung mikroorganisme uji lalu di inkubasi. Zona hambatan yang terbentuk ditandai dengan adanya zona bening disekitar kertas cakram.
Karakterisasi Mikroorganisme
-Identifikasi morfologi secara makroskopik
Medium NA sebanyak 20 ml dituang dalam cawan petri lalu diinokulasikan dengan biakan murni secara goresan lalu diinkubasi pada suhu 370C selama 1x24 jam.
-Identifikasi morfologi melalui pengecatan gram
Preparat bakteri simbion melalui pengecatan gram dan di amati dibawah mikroskop.
Identifikasi biokimia
-Uji karbohidrat (sukrosa, laktosa dan galaktosa)
Pertumbuhan mikroba diinokulasi pada medium sukrosa, laktosa dan galaktosa kemudian diinkubasi 2x24 jam pada suhu 370C. Hasil positif jika terjadinya perubahan warna dari hijau menjadi kuning dan menghasilkan gas atau gelembung udara.
-Uji Indol
Pertumbuhan mikroba diinokulasi pada medium trypton kemudian diinkubasi 2x24 jam pada suhu 370C, lalu permukaannya ditetesi dengan reagen kovac 0,25 ml. Uji positif jika terjadi cincin merah.
-Uji oksidasi dan fermentasi
Pertumbuhan mikroba diinokulasi pada medium oksidasi dan fermentasi kemudian diinkubasi 7x24 jam pada suhu 370C, kemudian ditetesi dengan parafin. Uji positif jika perubahan warna dari hijau menjadi biru.
-Uji Polisakarida
Pertumbuhan mikroba diinokulasi pada medium SA kemudian diinkubasi 1x24 jam pada suhu 370C, dan ditetesi dengan iodium. Hasil poditif jika adanya zona bening disekitar koloni.
D.    Hasil dan Pembahasan
Isolasi bakteri Simbion
     Isolasi bakteri simbion dari rumput laut Eucheuma cottonii dengan metode tuang dengan variasi pengenceran dihasilkan tiga jenis isolat yaitu EC-1, EC-2, dan EC-3. Isolat kemudian diisolasi dengan metode gores pada medium MA. Hasil isolat murni ditandai dengan bentuk koloni dan warna yang sama. Isolat bakteri dipisahkan berdasarkan karakteristik koloni.
Uji Antagonis Bakteri Simbion
     Dari hasil uji antagonis terlihat semua isolat bakteri simbion menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Erchericiae coli yaitu dengan tidak menyebarnya koloni bakteri dari daerah goresan. Pada EC-1 menunjukkan adanya zona bening di sekitar goresan.  
Fermentasi Bakteri Simbion
     Isolat EC-1 yang difermentasi di dalam shaker memberi warna bening dan tidak mengandung gumpalan. Isolat EC-2 dan EC-3 memberi warna bening keruh tanpa gumpalan.

Uji Aktivitas Antibiotika
      Setiap isolat bakteri simbion memiliki aktivitas terhadap semua mikroorganisme uji dengan tingkat penghambatan yang bervariasi. Isolat bakteri simbion EC-2 memperlihatkan daya hambat terbesar terhadap bakteri Erchericiae coli (9,43 mm) dibandingkan dengan antibiotika kloramfenikol baku (7,32 mm). Aktifitas lebih rendah ditunjukkan EC-2 pada bakteri Staphylococcus aureus (6,21 mm) dibandingkan ampisilin baku (6,25 mm)
Karakterisasi Mikroorganisme
Identifikasi morfologi secara makroskopik
Karakteristik isolat bakteri simbion dari Eucheuma cottonii didasarkan pada karakteristik morfologi koloni bakteri meliputi bentuk dan warna koloninya.
Identifikasi morfologi melalui pengecatan gram
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa semua isolat bakteri (EC-1, EC-2 dan EC-3) mempunyai bentuk coccus dan merupakan bakteri gram negatif.
Pengamatan uji identifikasi biokimia
Hasil pengamatan pada uji identifikasi terhadap kemampuan menguraikan karbohidrat adalah pada isolat bakteri simbion EC-1 menunjukkan hasil negatif pada semua uji. Isolat EC-2 menunjukkan hasil negatif pada semua uji kecuali pada uji galaktosa menunjukkan hasil positif. Pada isolat EC-3 menunjukkan hasil positif pada uji sukrosa dan galaktosa, sedangkan pada uji laktosa, triptofan, oksidasi dan fermentasi, serta polisakarida.
E.     Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan:
1.      Isolasi bakteri simbion dari rumput laut Eucheuma cottonii diperoleh 3 isolat yaitu EC-1, EC-2, dan EC-3.
2.      Hasil uji antagonis didapatkan bahwa setiap isolat dapat menghambat pertumbuhan Escherchia coli dan Staphyylococcus aureus
3.      Hasil uji aktivitas antibiotika dari produk isolat bakteri simbion EC-2 memperlihatkan daya hambat terbesar terhadap bakteri Escherichia coli (9.43 mm) dibandingkan dengan antibiotika kloramfenikol baku konsentrasi 30 ppm (7,32 mm). Sedangkan uji aktifitas dari produk isolat bakteri simbion EC-2 dan EC-3 memperlihatkan hasil yang sama dengan baku antibiotika ampisilin terhadap bakteri Staphylococcus aureus (6,21 mm) dibandingkan antibiotika ampisilin baku konsentrasi 30 ppm (6,25 mm). 
4.      Semua jenis bakteri yang diperoleh dari rumput laut Eucheuma cottonii, termasuk ke dalam kelompok bakteri gram negatif. 
F.      Daftar Pustaka
Naid, T., K. Syaharuddin., A. Marzuki & Sumearheni. 2013. Produksi Antibiotika Secara Fermentasi Dari Biakan Mikroorganisme Simbion Rumput Laut Eucheuma cottonii. Majalah Farmasi dan Farmakologi. 17 (3): 61-68

Tidak ada komentar:

Posting Komentar