Selasa, 13 Desember 2016

MENGENAL ALAT ALAT EKOLOGI

EKOLOGI

haloo teman-teman, sore ini aku bakal ngeshare peralatan apa saja yang biasanya digunakan saat praktikum mata kuliah ekologi. saat aku semester tiga dulu ada salah satu mata kuliah yang mengharuskan kita terjun lapangan alias praktikum ke sungai dan ke hutan untuk menghitung vegetasi tanaman di hutan tersebut. tapi sebelumnya kita harus mengenal alat apa saja yang akan kita gunakan dan apa fungsinya. maka dari itu buat temen-temen yang akan memulai tugasnya (eaak) maka kenalan dulu sama alat-alat ini ya..
ALAT PRAKTIKUM EKOLOGI
Alat-alat yang digunakan dalam laboratoprium ekologi, diantaranya adalah:
EKOSISTEM DARAT
1.      ALTIMETER

Kegunaan untuk mengukur ketinggian tempat dengan satuan meter dan tekanan udara dengan satuan Hpa.
Skala paling luar adalah skala penunjuk ketinggian tempat. Skala di dalam adalah skala penunjuk tekanan udara (Barometer).
Cara penggunaan:
Meletakkan alat pada permukaan tanah yang datar dari tempat yang akan diukur biarkan beberapa saat dan melihat skala yang ditunjukkan alat.




2.      THERMOHIGROMETER

Thermohigrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu dan kelembapan. Higrometer terdapat dua skala, yang satu menunjukkan kelembaban yang satu menunjukkan temperatur. Cara penggunaannya dengan meletakkan di tempat yang akan diukur kelembabannya, kemudian tunggu dan bacalah skalanya. skala kelembaban biasanya ditandai dengan huruf h dan kalau suhu dengan derajat celcius.



3.      MULTIMETER
Multimeter analog adalah penunjukan hasil pengukuran menggunakan jarum, Multimeter digunakan untuk mengukur arus (ampere), tegangan (volt), dan hambatan (ohm).
Cara kerjanya :

Arahkan saklar penunjuk pada DC mA.
Atur skala lebih besar dari arus yang diukur.
Hubungkan kabel merah (+) pada kutub positf (+) Sumber Arus (Baterai / Power Supply) dan kabel hitam (-) hubungkan ke konektor positif
Tombol sensor pada multimeter tidak boleh dihalangi oleh sesuatu. Karna akan mempengaruhi cara kerja multimeter.


4.      SOIL TESTER


Soil tester adalah alat untuk mengukur pH dan kelembapan tanah.
Cara pemakaiannya adalah menancapkan ujung alat ke tanah yang ingin diukur, kemudian tekan tombol dengan lama untuk mengukur pH tanah dan dengan tidak menekan tombol untuk mengukur kelembapan tanah. Liat penunjuk pada soil tester. Nilai yang di atas menunjukkan nilai pH tanah 3-8 dan nilai yang di bawah menunjukkan nilai kelembapan tanah dalam satuan (x 10%)








EKOSISTEM PERAIRAN
1.      SECHI DISK

Kegunaan untuk mengukur kecerahan air atau sejauh mana cahaya masuk dalam air dengan satuan meter
 Cara penggunaan:
1)  Alat ini berupa porselen warna putih dan hitam yang bisa dilihat di dalam permukaan air kemudian diberi tali.
2) Memasukkan sechi disk ke dalam permukaan air sampai warna putihnya tidak terlihat lagi dan bila ditarik sedikit terlihat warna putihnya, kemudian pegang tali mulai permukaan air.
3) Kemudian mengukur tali dari permukaan air sampai batas sechi disk.



2.      JALA SURBER

Alat yang berukuran 25cm x 40cm ini merupakan alat untuk mengambil sampel (benthos) pada daerah yang berarus air kuat dan dasar perairan berpasir halus (sedikit berlumpur).Untuk penggunaan jala surber, jala tersebut diletakkan dengan bagian mulut jala melawan arus aliran air, dan daerah yang dibatasi oleh alat ini dibersihkan (diaduk) sehingga benthos yang melekat pada dasar perairan dapat hanyut dan tertangkap oleh jala.


3.      EJIKMAN-GRAP
Ejikman-grap adalah alat yang digunakan untuk mengambil sampel dari dasar perairan. Prinsip kerja alat ini adalah menggunakan dua skop yang digerakkan secara manual, kawat pengait dan pegas.
Bagian-bagian dari ejikman-grap adalah:
• Tali berfunfsi untuk jalan beban menuju ke dasar tanah
• Beban
• Pegas berfungsi menurunkan pengait yang dikaitkan pada kawat
• Kotak berfungsi menampung sampel tanah
• Penutup ejikman-grap berfungsi untuk menutup kotak
• Skop berfungsi untuk mengeruk tanah pada dasar tanah
• Kawat berfungsi untuk mengaitkan









4.      WATER SAMPLE

Deep Water Sampel, berbentuk tabung transparan untuk dipergunakan secara vertikal, mekanisme kerjanya, sebuah kait akan menahan tabung tetap terpisah dari tutup atas dan tutup bawahnya. Kait tersebut terhubung pada tali yang mempunyai penanda dalam meter. Masukkan alat tersebut dengan kait terpasang kedalam badan air yang akan diambil sampelnya. Air akan masuk ke dalam tabung dan keluar lewat bagian atas, terus berganti selama tabung bergerak menuju kedalaman tertentu. Setelah kedalaman yang diinginkan tercapai, jatuhkan beban yang terpasang pada tali. Beban akan menghantam kait, dan tutup atas dan tutup bawah tabung akan berberak mengunci tabung sehingga air yang di dalam tabung tidak akan bertukar lagi. Naikkan tabung dengan menyeret talunya ke atas. Praktis dan sederhana, dan sampel air dijamin tidak akan terkontaminasi oleh air lainnya pada kedalaman yang berbeda.

5.      REFRACTOMETER

Refraktometer merupakan alat pengukur kadar garam air di perairan. Caranya sebelum dipakai, menetesi refraktometer dengan aquadest kemudian dibersihkan dengan kertas tisyu sisa aquadest yang tertinggal. Lalu meneteskan air sampel yang ingin diketahui kadar garamnya, lalu diteropong dari sisi ujung refraktometer.



6.      JARING PLANKTON
Fungsi dari Jaring Plankton ini adalah untuk menangkap plankton, yaitu sejenis organisme yang menempel di perairan.
Semua jaring plankton berbentuk kerucut, dengan mulut rasio panjang 1:03-1:05. Jaring kecil (lima sampai delapan inci dan diameter 15-20 inci panjang) cocok untuk amatir.
Cara Kerja Jaring Plankton:
Mulut dipegang terbuka dengan mulut jaring diatasnya, lalu di masukkan kedalam air agar semua air beserta plankton ikut terbawakedalam jaring ,air disaring pada jaringnya lalu kerucut dibawah jaring untuk menangkap plankton yang terjerat.

7.      MICROWINGLER


PEMERIKSAAN CO2
1.      Mengambil air sampel 5 ml
2.      Menambahkan 1 tetes reagen (PP)
Jika larutan berwarna pink atau merah, CO2 – 0 mg/l (ppm) jika tidak berwarna, ada CO2
3.      Titrasi dengan reagen 2 (NaOH) dengan menurunkan siring sampai berwarna merah muda.
4.      CO2 terlarut – jumlah ml titran dikalikan 100 mg/l (ppm)

PEMERIKSAAN  DO
1.      Mengambil air sampel kurang lebih 100 ml.
2.      Menambahkan5 tetes reagen 1 dan 5 tetes reagen 2, membiarkannya 1 menit agar terbentuk endapan.
3.      Menambahkan 10 tetes reagen 3 sampai endapan hilang larutan berwarna kuning.
4.      Mengambil 5 ml larutan 3
5.      Menambahkan 1 tetes reagen 4, sampai terjadi warna biru.
6.      Titrasi dengan reagen 5 sampai terjadi biru hilang.
7.      DO = Jumlah titran dikalikan 10 mg/l (ppm)
8.      Jika DO 5 mg/l lakukan uji ketepatan.
Mengambil larutan 3 sampai 10 ml, lakukan langkah 5 & 6 , DO = Jumlah titran dikalikan 5 mg/l (ppm)
KETERANGAN:
a.       Reagen 1 = Larutan MnSO4
b.      Reagen 2 = Larutan KOH-KI
c.       Reagen 3 = Larutan H2SO4 pekat
d.      Reagen 4 = Larutan amilum
e.       Reagen 5 = Larutan Na2S2o3


1 komentar: